Perjalanan Pun Berlanjut ke Museum Nasional

Meskipun bulan puasa, bukan berarti kita malas-malasan kan? Apalagi libur panjang. Sepertinya aktivitas bakal berkurang drastis dan prioritas aktivitas yang diutamakan adalah "ibadah" alias tidur dirumah nunggu bedug maghrib.

Jyaaaa.. Kalau seperti itu apanya yang menarik? Baiklah kita jalan-jalan. Setelah keliling monas, kita melanjutkan jalan-jalan ke.. Museum Nasional alias Museum Gajah. Bagi yang belum tahu kenapa disebut Museum Gajah, hal ini dikarenakan ada patung gajah terpampang didepan museum. Patung ini berasal dari Thailand dan merupakan hadiah dari raja Thailand yang dipersembahkan untuk Indonesia. Jadilah makanya dinamakan Museum Gajah.

Museum Nasional
Ternyata museum ini luas juga ya. Dengan membayar Rp. 5000, kita sudah bisa berkeliling melihat-lihat barang-barang koleksi museum ini. Dari tempat pembelian tiket, kita bisa memilih untuk memulai dari mana untuk menjelajah isi museum. Kalau saya menjelajahnya mulai dari tengah. Begitu kita masuk ke bagian tengah, mata kita disuguhkan jejeran patung-patung dan sebagian prasasti jaman baheula. Sebegitu banyaknya koleksi patung ini hingga menghabiskan tempat hingga ke ujung belakang museum.

Mejeng Dulu di Ruang Arca
Koleksi Guci
Setelah itu, kita menjelajah ke sebuah ruangan yang luas juga dimana diruangan ini tersimpan koleksi guci dan gentong peninggalan bangsa cina, jepang, thailand dan negara-negara di asia lainnya. Yang menarik buat saya justru bukan guci dari dinasti ming atau chin, tapi tembikar dari era Majapahit. Selain tembikar juga ada terakota yang salah satunya disangka sebagai bentuk wajah sang mahapatih Gajah Mada.

Ruang Pamer Kebudayaan
Berlanjut ke ruangan berikutnya adalah ruang pamer kebudayaan yang isinya macam-macam miniatur rumah adat di Indonesia. Lalu ada ruang pamer yang isinya menyimpan koleksi foto, baju, alat-alat dari seluruh nusantara Indonesia. Nah, diruangan ini bagi para produser dan sutradara film pasti bakalan terinspirasi untuk membuat film horor. Hehehe..  Jangan lupa juga untuk mengunjungi ruangan perhiasan yang isinya berbagai aksesoris jaman kerajaan Hindu-Budha seperti mahkota, mangkuk emas, kelat bahu, gelang, dan lain sebagainya yang terbuat dari emas. Makanya diruangan ini dilarang untuk mengambil foto.

Kiosk yang Tidak Berfungsi
Board-Sign Menuju Ruangan Baru Museum
Beranjak ke ruangan yang ada didalam bangunan baru. Di lantai 1, kita bisa melihat koleksi dari jaman prasejarah. Sedangkan dilantai dua ada koleksi geografi-nusantara dan teknologi-pendidikan.

Tangga Berjalan Yang Tidak Berjalan
Meja Informasi Tidak Ada Petugasnya
Televisinya Tidak Dinyalakan
Salah Satu Koleksi Prasasti

Gaya Dulu di Depan Museum
Btw, sebenarnya ada beberapa hal yang mengecewakan dari kunjungan kali ini. Meskipun telah disediakan kiosk (touch screen untuk membantu pengunjung mengetahui informasi tentang museum), tapi alat canggih itu mati alias tidak dioperasikan. Jadi ya.. percuma ada alat itu juga. Selain itu, sewaktu naik ke lantai 2 eskalator yang ada juga tidak dioperasionalkan. Meja informasi tidak ada penunggunya dan televisi yang seharusnya dipergunakan untuk memainkan film-film terkait dengan Museum Nasional juga tidak dinyalakan. Apakah karena hemat energi sehingga tangga berjalan dan televisi untuk informasi itu tidak dinyalakan? Tidak tahulah.

Oh iya untuk info lebih jelas tentang alamat, harga tiket, macam koleksi, video dan lain sebagainya terkait museum ini, bisa kunjungi alamat ini: http://museum-nasional.blogspot.com/

Tetap semangat jalan-jalan bersama mas Feb Jalan-Jalan.
Jalan-Jalan: 14 Juli 2013

Comments

...