Jalan-Jalan Pagi Sekitaran Unpad

Aktivitas berjalan kaki mungkin buat saya sebagai suatu kegiatan yang menjadi favorit. Dimana kini sudah banyak fasilitas transportasi yang bisa digunakan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, bila suatu tempat tersebut masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki maka saya pilih opsi berjalan kaki. Semisal sewaktu berkesempatan jalan-jalan di kota Bandung (19 Oktober 2016), saya kembali berjalan kaki di pagi hari sejauh 3 km. Start dari jalan Dayang Sumbi berjalan ke jalan Dipati Ukur (Unpad) kemudian balik lagi ke jalan Dayang Sumbi melalui rute yang berbeda.

Pergi

Pulang

Karena masih pagi, sarapan belum terjadi sehingga sebelum berjalan kaki, mas Feb mampir disebuah toko untuk beli makanan dan minuman yang bisa dibawa ketika beraktivitas berjalan kaki. Salah satunya adalah yoghurt. Melihat kemasannya yang unik, mas Feb pun penasaran untuk mencicipinya. Ternyata rasanya lumayan menyegarkan. Bila pembaca penasaran boleh datang ke Bandung dan membelinya karena produk yoghurt yang ini adalah produk buatan rumahan di kota Bandung.
Youghurt Lokal di Kota Bandung

Muka Bantal

Persimpangan H.Djuanda - Teuku Umar

Trotoar di Jalan Raya Ir. H. Djuanda
Selama perjalanan yang menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam, mas Feb lihat banyak trotoar yang sedang diperbaiki atau malah mengalami pelebaran. Tentunya bila trotoar ini sudah jadi bakalan lebih asik lagi aktivitas berjalan kaki dilakukan disini. Mungkin bisa dibayangkan seperti halnya perbaikan dan pelebaran trotoar di kota Jogja, utamanya di jalan Malioboro, di kota Bandung ini akan serupa dengan yang di Jogja. Berjalan kaki akan dikedepankan di kota-kota yang juga menawarkan daya tarik pariwisata dan pendidikan.
Trotoar jalan Teuku Umar

Dari Sudut Taman Fitness, Bandung

Bangku Taman
Ketika dahulu di tahun 2001, mas Feb pernah mengunjungi jalan Dipati Ukur sekitaran Universitas Padjadjaran. Ketika itu, masih rawan. Sering kali terjadi kejadian penjambretan menggunakan kendaraan roda dua. Makanya ditahun itu, dikanan-kiri jalan banyak bertebaran papan peringatan akan kewaspadaan terhadap kejahatan jambret ini. Tapi kini ditahun 2016 ini, keadaannya sudah berubah drastis. Meskipun terbilang pagi itu jalan di Dipati Ukur tidak terlalu ramai, tapi kesan rawan sudah gak terasa.
Akses WiFi di Taman Fitness

Jogging Track untuk Refleksi Kaki

Para Ibu yang sedang Istirahat Selepas Jogging
Mas Feb mengelilingi kawasan Dipati Ukur melalui jalan Teuku Umar dan melewati Taman Fitness. Taman Fitness ini sekarang sudah bersolek. Dilengkapi dengan jogging track dan fasilitas WiFi, pengunjung taman ini bisa menghirup udara segar sembari internetan menggunakan mobile-phone.
Unpad Masjid Agung

Salah Satu Damri di Seberang Kampus Unpad

Kampus Iwa Koesoemah Soemantri, Unpad
Berjalan lagi melanjutkan jalan santai di pagi itu menyusuri jalan Teuku Umar hingga ujung pertemuan jalan Dipati Ukur dimana banyak berbaris bis-bis besar Damri yang sepengetahuan mas Feb bis-bis ini adalah bis yang mengantarkan penumpang ke daerah Jatinangor, kampus kedua Universitas Padjadjaran.
Tugu Perjuangan Rakyat Jawa Barat dan Barisan Bus Damri

Persimpangan Jalan Hasanuddin dan Dipati Ukur

Dari Tahun 2001 saya Naksir Banget Sama Rumah Ini

Jalan Hasanuddin Depan RS. Borromeus. Sekilas Mirip di Jepang atau Eropa ya..
Menyusuri jalan Dipati Ukur yang berseberangan dengan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, hingga bertemu ujung jalan Hasanuddin dimana disini banyak bertebaran warung tenda pinggir jalan yang biasanya ramai oleh aktivitas pembeli berasal dari mahasiswa-mahasiswa kampus Unpad. Selain warung tenda disini juga berjejer toko-toko alat tulis yang menyediakan peralatan kuliah bagi mahasiswa juga fotokopi untuk keperluan kampus. Di jalan Hasanuddin ini juga terletak pintu masuk ke gedung pasca sarjana Unpad.

Bila kita terus menyusuri jalan Hasanuddin ini akan berakhir dan bertemu di jalan raya Ir. H. Djuanda pertigaan Rumah Sakit Borromeus. Di tahun 2001 yang lalu biasanya bila akan ke Unpad ini, kita mesti lewat depan RS. Borromeus ini. Keadaannya memang berbeda sekali. Di tahun 2016 ini, keadaannya lebih mirip dengan jalan di Eropa atau wilayah Jepang yang kelihatannya udaranya meskipun ada matahari tapi sejuk. Hanya saja masih minus dengan pedagang kaki lima yang masih banyak bertebaran. Ya tapi itulah ciri khas Indonesianya, ya kan?



Comments

...