Yang menarik dari olah TKP yang dilakukan oleh penyelidik dari kepolisian adalah si penyelidik bisa membayangkan dan menggambarkan apa yang telah terjadi ketika suatu kejadian yang telah berlalu terjadi dengan menggunakan petunjuk-petunjuk yang ada. Demikian juga dengan arkeologi, hal yang menarik menurut saya adalah secara tidak langsung kita bisa merasakan kejadian dimana sejarah berlangsung dengan menjelajahi artefak-artefak maupun mendatangi lokasi tempat kejadian bersejarah terjadi, semisal kota Bandung.
|
Perpustakaan Museum |
Meskipun saya bukan berlatar belakang pendidikan jurusan arkeologi, tapi saya merasa tertarik untuk mengenal dan mengetahui kesejarahan. Ketika mengunjungi kota Bandung, kebetulan saya mendatangi jalan Braga yang penuh dengan sejarah itu. Jika Anda masih ingat dengan pelajaran sejarah tentang peristiwa Konferensi Asia Afrika di tahun 1955, nah peristiwa itu terjadi di Gedung Merdeka yang pada tahun 1895 gedung ini disebut dengan gedung Concordia (Club Societeit Concordia).
|
Majestic Theatre diarsiteki Wolf Schoemaker |
Selain Gedung Merdeka yang menjadi saksi bisu sejarah di Indonesia, ada juga gedung-gedung lain disepanjang jalan Asia Afrika dan jalan Braga. Ada yang disebut dengan Gedung Majestic Theatre yang katanya pada jaman hindia belanda dahulu digunakan sebagai gedung teater bergengsi dijamannya. Hingga sekarang gedung tersebut masih bisa kita kunjungi di jalan Braga. Kalau saya tidak salah, gedung Majestic ini hingga sekarang pun masih digunakan untuk pertunjukan entah teater atau apa. Yang saya tahu ketika saya disana dan masuk ke dalam gedungnya, masih terdengar alunan musik dan suara nyanyian. Sedangkan disepanjang lorong setelah pintu masuk, terpajang foto-foto jadul yang menggambarkan jalan Braga di jaman hindia belanda.
|
Ujung Jalan Braga - Jalan Asia Afrika |
|
Savoy Homann |
Oh iya jangan lupa, dijalan Asia Afrika ini juga ada gedung yang sudah berdiri sejak jaman hindia belanda juga. Ada hotel Preanger yang dibangun pada tahun 1889, hotel Savoy Homann dan gedung De Vries yang sekarang digunakan (kalau tidak salah) sebagai kantor Bank OCBC NISP. Gedung De Vries dibangun pada tahun 1811 dan jaman dulunya digunakan sebagai toserba. Jika Anda sedang berada disana, bayangkan toserba jaman belanda! Kira-kira jaman dulunya seramai apa dan interaksi sosial kesejarahannya seperti apa ya? Hmm. Membuat saya semakin tertarik pada dunia arkeologi. Yang membuat saya terkagum-kagum ketika melihat gedung De Vries adalah bahwa gedung berlanggam art deco ini masih kokoh berdiri. Berbeda dengan gedung Sarinah yang baru dibangun ditahun 1963. Pernah menjadi pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia, tapi sayangnya bangunan 4 lantai itu pernah terbakar hingga tak bersisa. Gedung Sarinah ini sebenarnya memiliki cerita sejarah panjang terkait politik ditahun 1960-1980-an. Sekarang bekas gedung hanya terbengkalai dan sisa-sisa kebakaran pun masih bisa dilihat di TKP.
|
Gedung De Vries |
|
Gedung Merdeka a.k.a Club Societeit Concordia (1895) |
|
Lorong Bagian Dalam Majestic Theatre |
|
Jajanan Lukisan |
Jangan melewatkan kawasan wisata Jalu Braga alias Jajanan lukisan Braga yang terletak di perempatan jalan Braga-Naripan. Dikawasan ini kita bisa melihat-lihat lukisan-lukisan yang beragam dari seniman asli Braga.
Beralih ke jalan Braga, disepanjang jalan bersejarah ini kita bisa melihat deretan cafe dan toko yang menawaarkan kuliner-kuliner khas. Salah satunya adalah Toko Oey atau Kopitiam Oey (Warung kopi Oey). Konstruksi bangunannya yang jadul abies memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Comments
Post a Comment