Setelah menyambangi dan berhasil menjelajahi Fort Willem tapi gagal memasuki Museum Kereta Api Ambarawa, akhirnya saudara-saudara sampai juga kami di Museum Palagan Ambarawa!
Letaknya tidak jauh dari Museum Kereta Api. Cukup naik angkutan umum sekali lalu turun di bundaran (entah apa namanya) yang ada tank-nya sebagai monumen ditengah bundaran itu. Setelah turun dari angkutan umum, Museum Palagan Ambara sudah terlihat diseberang jalan.
|
Gerbang Masuk Museum |
Untuk masuk kedalam museum, kita cukup membayar tiket sebesar Rp.5000 / orang, sama seperti di Museum Gajah. Museum ini terdiri dari museum Isdiman dan Monumen Palagan Ambarawa. Dibangunnya museum ini adalah untuk mengenang pertempuran (palagan) di Ambarawa antara TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan rakyat Ambarawa melawan sekutu yang ketika itu masuk ke Ambarawa untuk mengambil tawanan Belanda. Ternyata tawanan Belanda dipersenjatai oleh sekutu dan membuat kekacauan di
Magelang. Sehingga tentara sekutu dikejar oleh Letkol Sarbini hingga Jambu. Sampai di Ambarawa, sekutu bertemu dengan pasukan TKR yang dipimpin oleh Letkol Isdiman. Di pertempuran ini, Letkol Isdiman gugur sehingga digantikan oleh kolonel Sudirman. 12 Desember, palagan Ambarawa yang sesungguhnya meletus hingga 4 hari dan baru pada tanggal 15 Desember 1945 kota Ambarawa berhasil diduduki oleh TKR dan mengusir sekutu mundur ke Semarang.
|
Loket Penjualan Tiket Masuk |
Demikian sekilas sejarah peristiwa palagan Ambarawa. Kembali ke museum, pada bagian awal terdapat museum Isdiman. Didalamnya tersimpan koleksi berupa senjata api dari senjata ringan hingga berat yang digunakan pada pertempuran Ambarawa. Selain koleksi senjata, ada juga koleksi pakaian seragam tentara jepang dan foto-foto panglima TKR.
|
Pose Dulu di Monumen |
Beralih ke halaman museum, terdapat monumen Palagan Ambarawa dan koleksi kendaraan-kendaraan yang digunakan pada masa itu. Ada gerbong kereta api yang sudah lapuk dimakan zaman, ada truk militer buatan amerika, pesawat Mustang yang dulu jatuh di Rawa Pening, hingga panser tua.
Bagi pengunjung yang membawa anak-anak, dihalaman museum ini juga ada wahana bermain seperti jembatan tambang dan jungkat-jungkit. Satu hal yang bikin nyaman sih karena ada musholanya, sehingga kita tidak terlalu sulit ketika waktu sholat tiba untuk mencari tempat sholat. Letak mushola ada didekat "tempat parkir" pesawat tua mustang.
|
Truk Dodge |
|
Wahana Bermain untuk Anak |
|
Jendela Mushola |
|
Pesawat Mustang |
Hanya perlu satu jam, kami sudah bisa mengelilingi keseluruhan halaman museum. Ya memang museum ini tidak banyak menawarkan koleksi pamer karena barang-barang koleksinya besar-besar. Sehingga meskipun terlihat luas, sebenarnya tidak butuh waktu banyak untuk menjelajah satu persatu koleksinya. Karena hari sudah sore, kami pun beranjak untuk kembali pulang ke rumah. Tetap semangat jalan-jalan bersama Mas Feb Jalan-Jalan.
Lanjutkannn RAJA AMPAT / KEP.SERIBU nya mana?:D
ReplyDeleteRaja ampat & kep. Seribu sudah kurang menarik Bib. :d Jd klo ada kesempatan ya hayuk, klo gak ada juga ya masih bnyk tmpt lain yg daya tariknya gk kalah.
ReplyDeleteGmn flashnya?
Bsok ktne ibu bpak meh ikut ksana mas.
ReplyDeleteFlashnya ribett
Sudah ngabari ke mba Tari belum Bib kalo Bapak-Ibu mau kesini?
DeletePalagan Ambarawa mengingatkan kita akan taktik jitu Panglima Sudirman
ReplyDelete