Budaya Antri & Sabar di Kantor Pos Jakarta Pusat

Sepengetahuan saya yang namanya antri itu berbaris, memanjang ke belakang. Tapi beda ceritanya ketika saya membeli materai di Kantor Pos Pusat, jalan Gedung Kesenian nomor 2 - Jakarta Pusat.

"Antrian"
Siang itu karena ingin membeli sejumlah materai dalam jumlah banyak, saya mendatangi kantor pos besar di Jakarta Pusat. Jam 10 lebih lima belas menit saya sudah berada didalam gedung yang sekilas bentuknya seperti stadion ini. Suasana agak ramai oleh pengguna jasa pos. Salah satunya di loket penjualan materai. Meskipun terdapat mesin counter (mesin untuk nomor urut pengunjung), tapi mubazir karena tidak digunakan. Mesinnya sih nyala, tapi ya itu tadi: tidak digunakan. Atau lebih tepatnya tidak diberdayakan.



Si Ibu Penjaga Loket Penjualan Materai
Penjaganya Pun Tak Ada Tindakan Melihat Antrian yang Aneh Ini

Kemudian mengenai antrian yang saya sebut diawal tulisan. Disini model antriannya aneh bin ajaib. Antri disini modelnya berderet. Bisa dari kanan ke kiri atau dari kiri ke kanan. Saya juga bingung harus memulai dari sebelah kanan atau kiri. Bila gak sabar, sepertinya bakalan ada adu jotos antar konsumen karena sering terjadi saat sudah antri misal dikanan atau kiri, tiba-tiba disamping kita mak bedhundhuk muncul orang yang ikutan antri dan langsung order ke ibu-ibu penjaga loketnya. Parahnya, konsumen yang langsung menyodorkan uang untuk membayar yang langsung dilayani. Pak security juga gak ada tindakan untuk menegur misalnya melihat hal ini. Walah. Berarti apa gunanya saya ngantri ya? Kayaknya perlu belajar dari itik. :D

Kotak Surat Jadul
Mesin Counter Antrian yang Menggantung Jadi Hiasan Dinding
Warnet Offline

Sebenarnya banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh publik. Tapi entah ada kendala dimana dan apa sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah mumpuni tidak diberdayakan secara optimal. Contohnya seperti mesin counter antrian tadi. Contoh lainnya adalah komputer yang bisa digunakan untuk ngenet (mungkin ini buat warnet) tak satupun yang menyala. Jadi yaa banyak yang mubazir...

Comments

...