Sebelumnya saya gak terlalu suka dengan yang namanya gudeg. Alasannya sederhana: rasanya terlalu manis. Tapi gara-gara seorang teman yang maniak banget dengan gudeg, saya jadi mencicipi gudeg yu Djum yang berlokasi di jalan Dagen, Jogjakarta.
|
Gudeg Yu Djum Jalan Dagen, Jogja
|
Alkisah, sebelum berangkat ke kota Magelang (19 Jumadil Awal / 10 Maret 2015), saya dan seorang kawan menginap dahulu di Jogja karena kami dapat jadwal penerbangan Jakarta-Jogja sore. Setelah menempuh perjalanan dari bandara Adi Sucipto ke Malioboro naik Trans Jogja, kami tiba di halte Malioboro yang letaknya persis didepan hotel Inna Garuda. Karena pertimbangan rasa lapar, kami menargetkan untuk makan terlebih dulu. Memang banyak pilihan sih ketika kita mengunjungi Jogja, apalagi di Malioboro. Tapi dasarnya saya adalah "pemakan segala" alias gak ada pantangan makan, jadi keputusan pilihan makanan ada pada teman saya.
|
Warungnya Masih Sepi |
Akhirnya dipilihlah gudeg yu Djum. Hm.. Meskipun saya tidak ada pantangan makan, tapi saya gak terlalu suka makanan yang terlalu manis. Tapi tak apalah. Saya coba dulu.
Walhasil saya pun ikutan pesan sama persis dengan yang teman saya pesan. Satu porsi gudeg yu Djum yang terdiri dari: nasi, daging ayam, gori alias sayur nangka yang rasanya manis banget, dan krecek.
Setelah dicicipi, ya rasanya lumayanlah. Rasa manisnya bisa ditangkal oleh rasa pedas dari krecek dan sambelnya. Yang menurut saya rasanya nendang banget ya sambelnya itu. Daging ayamnya terasa empuk banget. Dagingnya gampang "protol" dari tulangnya. Mungkin karena memasaknya yang diungkep lama banget jadi seperti dipresto.
Untuk harga, boleh dibilang masih wajar dan masih harga pertengahan. Gak terlalu mahal tapi gak murah juga. Tergantung pilihan kelengkapan lauk nasi gudegnya.
|
Mesin Presensi Finger Print |
Ada satu hal yang bikin saya dan teman saya senyum-senyum. Di warung makan gudeg yu Djum jalan Dagen, Jogja ini sudah menggunakan mesin presensi finger print bagi karyawannya. Padahal ditempat kerja saya, mesin itu belum lama digunakan. Hehehe...
Saya juga sering dapat "keluhan" dari teman2 luar kota kalau gudeg (tapi kebanyakan sih semua masakan, bukan hanya gudeg) itu terlalu manis. Pencegahannya, saya bilang ke teman klo masakan yg warnanya coklat atau hitam itu biasanya manis banget. Jadi ya harap disesuaikan porsinya. :D
ReplyDeleteTehnya jg mas. Kalo kebiasaan orang jawa mesti bikin teh manis banget.
ReplyDelete