Ke Pantai Wediombo, Main Pasir

Setelah sehari sebelumnya melihat sapi di Cimory on The Valley, di hari Sabtunya (26 September 2015) mas Feb dan keluarga mengajak Zidni untuk bermain pasir. Kemana? Karena di daerah Ungaran tidak ada pantai, maka kami rencanakan untuk mencoba ke pantai Wediombo, Jogjakarta. Sebelumnya terpikir rencana ke pantai Indrayanti. Tapi kami pikir karena ini hari libur, mestilah akan banyak pengunjung yang datang kesana.
Area Parkir di Pantai Wediombo
Wefie Dulu Sebelum Main Air
Sejak bakda Subuh, kami semua sudah mempersiapkan segala yang harus dibawa. Kebanyakan sih untuk keperluan Zidni, seperti popok, baju ganti, bedak, minyak telon, handuk, dll. Oleh karena kami sudah menyewa kendaraan, kami pun hanya tinggal menunggu saja mini bus yang akan membawa kami ke pantai Wediombo. Tidak terasa jam menunjukkan pukul 6 dan mobil yang dinanti telah menunggu didepan rumah. Berangkatlah kami semua pukul 6 pagi lebih sedikit dengan bawaan bekal yang lumayan banyak seperti di cerita perjalanan Tong Sam Chong ke barat.
Yeaah!!
'Wuurrr!!', Zidni pun Bermain Pasir
Mobil pun meluncur lancar menuju Selatan tanpa terkendala macet serupa di Jakarta. Melalui jalan Jenderal Sudirman, Salatiga-Solo, Boyolali, memutar melewati jalan Solo-Klaten hingga tiba di Wonosari dan saya kehilangan jejak nama daerahnya, lalu tiba di Djepitoe, Wediombo-Jungwok. Dan tiba di pantai Wediombo meskipun sebelumnya sempat nyasar dan bertanya kepada warga sekitar. Sebelum memasuki kawasan pantai Wediombo, kami sempat dimintakan uang sebagai retribusi kawasan wisata Gunung Kidul dengan hitungan per kepala, bukan per kendaraan. Kami tiba di pantai Wediombo sekitar pukul 10.30. Selama perjalanan di Gunung Kidul, pemandangan di kanan-kiri adalah bukit-bukit batu cadas dan perkebunan singkong milik warga setempat. Rumah-rumah warga tersebar dengan jarak satu dengan yang lainnya sekitaran tiap 100 meter. 
Huraaa!
Membujuk Zidni Untuk Mentas dari Main Air
Hari menjelang siang menjadikan kawasan pantai Wediombo surut dan silau terik mentari pun semakin menjadi. Sehingga dasar pantai yang merupakan batuan karang bisa terlihat dan dipijak. Bahkan kita bisa melihat terdapat banyak bulu babi (Echinus seculentus) yang bersembunyi diantara celah-celah batuan. Tapi meskipun surut, masih terdapat genangan-genangan air. Ya minimal Zidni kesampaian untuk bermain pasir dan air di pantai ini. Dampaknya setelah mengenal main pasir dan main air, Zidni pun tidak ingin beranjak dari genangan air. Dan harus dipaksa dengan menggendongnya walaupun menangis. Toh akhirnya diam setelah kembali "menemukan" air di kamar mandi umum.
Main Air
Main Air dan Karang
Zidni dan Mas Feb (Photo by Jendral Habibullah)
Bujukan yang Tidak Mempan
Ngomong-ngomong, pantai Wediombo ini ternyata sangat jauh ya dari pusat kota Jogja. Selain itu, akses menuju pantai ini menurut saya memang membuat kita yang berkunjung butuh kesabaran dan stamina. Sabar bila harus nyasar terlebih dulu dan karena situasi jalanannya yang naik-turun butuh stamina yang benar-benar fit. Apalagi setelah sampai di area parkir, kita harus menuruni sekian puluh anak tangga untuk menuju pantai. Diperjalanan kali ini, Zidni pun hampir saja rewel karena dirasa tidak sampai-sampai setelah beberapa jam berada didalam mobil menempuh perjalanan dari Ungaran hingga pantai.
Pemandangan dari Tepian
Perahu
Ikon Tulisan Gunung Kidul Handayani di Pintu Masuk Jogjakarta-Wonosari

Tapi semua lelah terbayar ketika tiba di pantai berpasir putih ini. Hembusan angin dan suara deburan ombaknya merelaksasi tubuh yang sudah lelah selama perjalanan. Kapan lagi ya bisa ke pantai yang lainnya di Gunung Kidul?

Comments

Post a Comment

...