Cessna Caravan? Ya, pesawat ini adalah pesawat kecil yang mampu mengangkut penumpang sejumlah 9 orang. Menggunakan mesin tunggal, pesawat Cessna biasa digunakan untuk transportasi udara jarak pendek. Untuk lebih jelasnya, pembaca dapat membaca keterangan lebih jelas dari wikipedia dengan mengklik
disini. Nah, pesawat kecil nan imut inilah yang menjadi kendaraan transportasi saya dan teman-teman ketika berkunjung ke Pangandaran.
|
Dokumentasi di Nusawiru |
Tanggal 6 Juni 2016 yang lalu menjadi hari dimana keberanian dan nyali saya dan teman-teman seperjalanan diuji. Mendapatkan tugas ke Ciamis, Pangandaran lebih tepatnya, memberikan saya kesempatan untuk menjajal kursi pesawat Cessna Caravan milik ibu Susi Pudjiastuti.
|
Masjid Al-Mathaar Halim Perdanakusuma |
|
Loket Cek-In dan Penimbangan Diri dan Barang |
Kami pun Ditimbang
Berangkat dari kantor di jalan Percetakan Negara sekitar pukul 12, membutuhkan waktu sekitar kurang-lebih 1 jam untuk mencapai bandara Halim Perdanakusuma. Itu pun tergantung situasi dan kondisi lalu lintasnya. Alhamdulillahnya kondisi lalu lintas sedang lancar jaya. Kurang dari satu jam, kaki saya sudah menjejakkan kaki di muka pintu masuk terminal keberangkatan bandara Halim Perdanakusuma. Sementara menunggu rekan-rekan yang lainnya, saya beranjak ke Masjid Baitussalaam Al-Mathaar untuk menunaikan sholat Dzuhur dan Ashar terlebih dahulu.
Setelah sholat, saya menuju ke loby bandara untuk kemudian ke loket untuk cek-in. Ternyata teman-teman saya sudah lebih dulu berada disana. Mumpung masih lowong, kami pun cek-in dahulu untuk mendapatkan boarding pass. Selama proses cek-in, ternyata prosedurnya agak berbeda dengan prosedur cek-in penerbangan pesawat komersil yang umum. Pada saat proses cek-in ini, calon penumpang dan barang bawaannya ditimbang! Mungkin karena pesawat yang akan digunakan adalah pesawat kecil ya..
|
Susi Air Lounge |
|
Boarding Pass-nya |
|
Dokumentasi Sambil Menunggu Keberangkatan |
|
Pesawat-Pesawat yang Digunakan Maskapai Susi Air |
Tiga Jam di Dalam Lounge Susi Air
Rencananya bila sesuai jadwal, pesawat yang akan kami tumpangi berangkat pukul 15.00 wib. Tapi apa mau dikata? Cuaca Jakarta yang ketika itu sedang memasuki pancaroba sulit untuk diterka. Alhasil, keberangkatan pesawat pun ditunda karena hujan turun dengan derasnya hingga pemberitahuan lebih lanjut. Ada sekitar 3 jam menunggu didalam ruang tunggu keberangkatan milik Susi Air, hingga akhirnya awan-awan gelap sedikit menyingkir terbawa angin. Seorang petugas pun menghampiri kami untuk kemudian mengumumkan kepada calon penumpang untuk bersiap menuju pesawat. Dan uji nyali pun segera dimulai...
|
Kursi Pilot dan Monitor Radar |
|
Pemandangan Di Udara Diluar Pesawat |
|
Didalam Cockpit Pesawat |
Hidup Hanya Permainan, Yang Serius Cuma Mati
Karena saya termasuk
mahkluk visioner yang imajinatif, begitu melihat pesawat mungil yang akan membawa saya ke Pangandaran terparkir di landasan spontan saya jadi membayangkan akan wahana permainan di taman hiburan di Jakarta Utara sana. Saya pikir mungkin pesawat ini wahana main-main paling menguji keberanian dibandingkan dengan wahana-wahana yang ada di taman bermain sana. Ya.. "Hidup hanya main-main alias permainan, dan yang serius cuma mati". Hahaha..
Segala sesuatu pasti ada hikmah dibaliknya. Termasuk pesawat kecil ini. Dalam hati saya, untung sewaktu dikantor tadi saya sudah minta maaf kepada teman-teman. Hahaha. Siapa tahu... #malahjadihoror
|
Pantai Selatan |
|
Persiapan Sebelum Mendarat |
Setelah di Udara...
Pesawat kecil yang bersuara nyaring selayaknya bajai itu pun meluncur, mengudara melintang melintasi badan pulau Jawa. Satu setengah jam saya dan teman-teman seperjalanan duduk didalam pesawat propjet bermesin tunggal itu. Sepanjang perjalanan, saya memperhatikan aktivitas pilot dan co-pilot yang berdiskusi tiada berhenti. Seringkali sang pilot memperhatikan layar radar yang menunjukkan warna merah-kuning-hijau. Bila saya terka, warna merah merupakan awan tebal yang harus dihindari. Warna kuning adalah awan yang tipis. Sedangkan warna hijau merupakan area yang bebas dari kumpulan awan. Sesekali si co-pilot menunjuk-nunjuk monitor yang sedang berwarna merah. Dan seketika itu pula dirasa pesawat berguncang ringan karena harus menembus awan pekat. Hingga tiba saat klimaks guncangan dirasakan. Pesawat dirasa tiba-tiba turun dan hati saya pun nyeloooss.. Ya sudahlah..
|
Kami Pun Mendarat |
|
Menjejakkan Kaki Di Nusawiru |
Akhirnya... !
Setelah satu setengah jam berjuang menahan
pipis rasa takut, pesawat berkode lambung PK-BVU tersebut tiba di Bandar udara Nusawiru. Sebelum mendarat di landasan, saya sempat menangkap pemandangan luar yang semuanya mungkin akan nampak indah bila ada matahari senja. Tapi karena saat itu cuaca mendung dan sepertinya di Pangandaran habis turun hujan, jadinya yang terlihat hanya deburan ombak pantai selatan dan siluet pohon-pohon disekitar bandara.
|
Bandar Udara Nusawiru |
Kemudian kami pun mendarat alhamdulillah dengan mulus. Setelah pesawat berhenti, co-pilot mengkonfirmasi para penumpang apakah baik-baik saja dengan menggunakan isyarat jempol.
Akhirnya!!! Bandar udara Nusawiru ini menjadi saksi pendaratan saya dan teman-teman di wilayah Pangandaran (Halaah..). Sebagai kenang-kenangan pasca uji nyali, teman-teman mengabadikan momen penting tersebut dengan berfoto bersama pak pilot. Sayup-sayup terdengar suara adzan, menandakan waktu berbuka puasa di hari pertama bulan Ramadhan 1437 H itu diakhiri dengan berbuka.
Oh ya...
ReplyDeleteBuat para blogger, ayo gunakan aplikasi penghasil uang dengan sistem afiliasi. Bisnis afiliasi adalah bisnis yang wajib diikuti setiap blogger. Ada banyak sekali komisi yang bisa didapat dari aplikasi ini. Produknya dibutuhkan setiap hari. Tinggal gunakan aplikasinya secara rutin, dan ajak temanmu, maka komisi siap ditransfer ke kamu.
Untuk lihat detailnya ada di blog saya.