Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Besar Tertua Kedua di Indonesia

Stasiun ini sudah berkali-kali saya sambangi. Diresmikan 19 Juli 1868 pada era hindia Belanda. Asal nama Tawang berasal dari nama kampung dekat stasiun, Tawangsari. Menurut sejarah yang saya dapatkan dari hasil browsing-browsing, stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun besar tertua kedua setelah stasiun Semarang Gudang. Untuk kemudian, stasiun Semarang Tawang digunakan sebagai stasiun kereta api bagi penumpang sedangkan stasiun Semarang Gudang digunakan sebagai stasiun kereta api bongkar muat barang.

Panorama Polder Tawang
Polder Stasiun Semarang Tawang
Foto Tahun 1910-an (Koleksi Tropen Museum)
Suasana di Luar Stasiun

Stasiun Semarang Tawang memiliki dua pintu keluar, yaitu pintu keluar timur dan pintu keluar barat. Memiliki 8 jalur rel kereta api menjadikan stasiun ini sebagai salah satu stasiun tersibuk di pulau Jawa. Yang masih bertahan dari stasiun ini adalah keunikan bangunannya yang khas eropa. Langit-langitnya yang luas dan tinggi, lampu, dan detil dari setiap aksesoris bangunan.
Salah Satu Pintu Keluar Stasiun
Lampu Hias Khas dan Langit-langit Bangunannya yang Khas
Prasasti Penetapan Stasiun Semarang Tawang Sebagai Bangunan Cagar Budaya
Bertetanggaan dengan stasiun Semarang Tawang, terdapat polder yang katanya digunakan sebagai pengatur ketinggian air dan pangendali banjir. Menurut informasi dari seputarsemarang[dot]com, polder ini dahulunya adalah lapangan luas yang biasanya digunakan upacara, olahraga, dan sebagainya. Bangunan stasiun Semarang Tawang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan keputusan walikota nomor 4698/tahun 1992 pada tanggal 14 Februari dan mendapatkan nomor 14.
Jalur yang Ada di Stasiun Semarang Tawang
Peron di Stasiun Semarang Tawang
Salah Satu Stasiun Tersibuk di Pulau Jawa
Tak jauh dari stasiun Semarang Tawang, terdapat bangunan cagar budaya lain yaitu Gereja Blenduk. Pembaca ada yang sudah pernah ke stasiun Semarang Tawang dan Gereja Blenduk?

Comments

...