Tak Sengaja Naik KA Priority Seat (1)

Titi kala mangsa, pada bulan November 2019 tepatnya di tanggal 22, saya berkesempatan mengunjungi kota Bandung. Ceritanya saya ke Bandung tujuannya untuk kerja yang dijadwalkan akan dimulai dari pagi hari sekitar jam 9 dan akan selesai pada pukul 21 alias jam 9 saat malam hari. Sejak subuh, saya sudah bersiap ke Bandung dan sesuai jadwal keberangkatan kereta api Argo Parahyangan, kereta tiba sekitar pukul 9. Datang ke lokasi kerja dan seterusnya hingga tiba akhirnya pada sesi akhir pekerjaan yang ternyata selesai tidak sampai jam 9 malam. Akan tetapi selesai 6 jam lebih cepat. Waduh!


Kenapa waduh? Setelah tadi pagi saat datang saya sempat ke lokasi kerja yang salah. Adegan yang berikutnya, saya harus menunggu keberangkatan kereta api Argo Parahyangan yang akan membawa saya kembali ke Jakarta selama kurang lebih 7 atau 8 jam lagi karena saya sudah pesan tiket keberangkatan paling malam (kalau tidak salah pada pukul 23 atau 23.30, saya lupa). 


Selama hayat masih dikandung badan, demi kondisi badan agar bisa istirahat dan sampai rumah tidak terlalu malam, dimulailah "olahraga maraton" dari jalan Asia Afrika ke Stasiun Hall yang posisi pintu utamanya ada di depan jalan Kebon Kawung. 

Tiba di stasiun pada pukul 15.30 setelah menempuh perjalanan 2 km dengan berjalan kaki melalui jalan Braga. Cek layar ketersediaan tiket ternyata tidak ada tiket yang tersisa. Tunggu beberapa menit hingga 15.45, lalu cek layar digital ketersediaan tiket yang menempel di atas dinding loket, situasi masih belum berubah - belum ada tiket alias sudah habis. Karena sudah pasrah, iseng-iseng saya berbaris ikut dalam antrian depan loket yang menunggu keberangkatan on the spot. Sudah terbayang akan menunggu dan luntang lantung di stasiun yang menurut wikipedia dibangun tahun 1884 ini. 

Dipinjam dari sini

Ketika menunggu dalam barisan antrian loket, tiba-tiba saja di layar ketersediaan ditampilkan masih ada 1 tiket Argo Parahyangan tujuan Jakarta dengan jam keberangkatan pada pukul 16.10. Alhamdulillah!!!

Tak berapa lama kemudian, giliran saya berada di depan loket penjualan tiket keberangkatan hari yang sama. 

Saya      : "Ini mas, saya mau beli tiket untuk Argo Parahyangan yang jam 16."
Petugas : "Oh maaf pak. Tiketnya sudah habis."
Saya      : "Lah itu di layar ketersediaan tiket, masih ada 1."
Petugas : (sambil membenarkan posisi duduknya) "Sebentar ya pak. Saya cek dulu."

Beberapa saat kemudian...

Petugas : "Iya pak ada 1 tiket masih tersedia.. ."
Saya      : "Ya sudah mas, saya pesan 1."
Petugas : (dengan mimik wajah tidak percaya) "Tapi 1 tiket ini tiket untuk priority seat pak."
Saya      : "Maksudnya??"
Petugas : "KAWisata pak. Bukan tiket dengan harga reguler." 
Saya      : "Berapa harganya mas?"
Petugas : "250 ribu rupiah pak."
Saya      : "Ya sudah gak apa-apa mas. Langsung issued ya. Ini KTP saya."


Si petugas kemudian segera memproses pemesanan tiket kepulangan saya ke Jakarta. Dalam hati saya, tidak apa-apa lah kehilangan uang 2 kali lebih besar dari harga tiket reguler yang penting saya bisa sampai rumah tidak terlalu malam dan tidak keleleran di stasiun. 

Begitu tiket kepulangan pukul 16.10 sudah di tangan. Saatnya untuk membatalkan tiket kepulangan jam 23. Untung tadi sudah mengisi formulir pembatalan untuk yang jam 23 ini sehingga saya cukup berbaris di antrian pembatalan mengingat waktu keberangkatan untuk kereta 16.10 hanya tersisa beberapa menit lagi. Tak berapa lama, saya sudah berada di depan loket pembatalan tiket dan beberapa menit kemudian saya sempat melihat jam sudah pukul 16 lebih 3 menit. Bahkan petugas informasi sudah berteriak melalui pelantang suara mengumumkan ketersediaan kereta keberangkatan pukul 16.10 agar para penumpang bersegera naik ke dalam kereta. Bergegaslah saya menuju jalur 6 untuk menyambangi kereta yang tiketnya seharga seperempat juta itu. 

Comments

...