Lawang Sewu, Ikon Kota Semarang dari Masa Lalu Hingga Sekarang

Siang itu cuaca di kota Semarang sangat panas, terutama didaerah sekitar Tugu Muda. Dengan tujuan mengunjungi situs jadul yang digunakan sebagai ikon kota Semarang, kami mendatangi Lawang Sewu. 

Berfoto di Halaman Tengah
Loket Tiket
Bangunan bernilai sejarah ini dibangun pada masa era kolonial belanda yang menurut tulisan di wikipedia dibangun pada tahun 1904 dan baru kelar di tahun 1907 untuk kemudian digunakan untuk kantor oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau perusahaan perkereta-apian milik hindia belanda. Untuk sejarah lengkap bisa dibaca di wikipedia. :D 

Bekas Alat Pengatur Lalin Kereta Api
Setelah dari Loket Masuk
Untuk mengunjungi bangunan Lawang Sewu ini bagi pengunjung dewasa dikenakan biaya tiket sebesar Rp. 10.000. Relatif murah meskipun masih lebih mahal bila dibandingkan dengan biaya tiket masuk ke Museum Palagan Ambarawa. Bagi anak-anak usia 3 hingga 12 tahun dikenakan biaya sebesar Rp. 5000. Demikian juga bagi para pelajar.

Bangunan Toilet
Denah Alur Kunjungan
Bagi saya mengunjungi bangunan tua adalah seperti menjejakkan kaki ke masa lalu. Walaupun sudah terkena dampak renovasi, tapi suasana dan aroma masa lalu masih terasa. Terutama dikarenakan tetap dipertahankannya bentuk bangunan dan aksesorisnya (meskipun hanya duplikat).

Bila Anda penasaran dengan yang saya maksud aksesoris bangunan dan jika Anda sempat mengunjungi bangunan ini silahkan Anda carilah toiletnya. Wastafel disana tetap dipertahankan bentuknya dan (saya yakin benar) duplikat aksesorisnya benar-benar menyerupai aslinya. Selain wastafel (yang saya sebut sebagai aksesoris bangunan) terdapat juga gagang pintunya yang beraksen ukiran. Bentuknya juga dipertahankan persis seperti bentuk asli jadulnya.

Toilet Jadul
Van Den Berg Amsterdam
Saran saya bagi yang akan mengunjungi Lawang Sewu adalah persiapkan vitalitas tubuh Anda. Bangunan yang terdiri dari 2 lantai dan 1 lantai bawah tanah ini bila cuaca diluar panas, maka udara didalam ruangan bangunan akan menyesuaikan alias ikut-ikutan panas dan bahkan bisa lebih panas daripada suhu diluar ruangan. Supaya tidak dehidrasi karena saking derasnya keringat yang bakal mengucur, maka bawalah persediaan air minum.

Pintu Masuk Museumnya Berada Persis dibelakang Pohon Besar ini
Yang menarik dari wisata ke bangunan tua ini salah satunya adalah mengunjungi museumnya. Pintu masuknya terletak didepan pohon besar. Didalam museum ini Anda akan disuguhkan dengan sejarah pembangunan Lawang Sewu, lalu disini juga ditunjukkan komposisi yang digunakan untuk membangunnya. Ada ramuan-ramuan tertentu yang digunakan pada kayu-kayu bangunan ini supaya awet. Selain sejarah pembangunannya, dimuseum juga dipaparkan sejarah renovasi dan sejarah penggunaan gedung. Nah, disini juga Anda akan melihat aksesoris-aksesoris gedung yang asli seperti gagang pintu yang asli dan genteng bangunannya.
Salah Satu Sudut Bangunan yang Belum Terkena Renovasi
Dilarang Keras! Melakukan Segala Kegiatan Mistis di Gedung Lawang Sewu dan Lingkungannya
Lantai Paling Atas
Bila Anda sudah puas berkeliling didalam museum, maka jangan lupa juga untuk mengunjungi bangunan utamanya. Ketika mengunjungi Lawang Sewu dan naik ke lantai paling atas, hawa udaranya sungguh panas dan membuat banjir peluh. Dan bagi Anda yang bernyali besar, dipersilahkan untuk turun dan mengunjungi ruang bawah tanahnya. Disini disediakan boot, karena biasanya lantai diruang bawah tanah terdapat air dan lembab.

Poster Sejarah Daerah Operasi 5 Purwokerto
Tak lupa juga saya beritahukan bahwa di bangunan seberang museum terdapat ruang pamer yang memamerkan sejarah perkereta-apian di Indonesia. Dipaparkan berupa poster, sehingga kita bisa membaca dan melihat perkembangan jalur perkereta-apian dan sejarah operasional kereta api di Indonesia.

Lorong Teras Bangunan
Bendera Merah Putih
Lorong Panjang dan Mistis di Salah Satu Bangunan
Sejarah Renovasi Bangunan Lawang Sewu
"Ramuan" Pengawet Bangunan
Berfoto Berlatarkan Bangunan Utamanya
Meskipun lelah dan berkeringat, kami tetap bersemangat melanjutkan perjalanan hingga tiba-tiba awan mendung datang dan mengharuskan kami pulang supaya tidak kehujanan dijalan. Tetap semangat jalan-jalan bersama Mas Feb Jalan-Jalan. . .

Comments

...