Tips & Trik Makan Ngirit, Halal & Thoyyib di Nusa Dua Bali

Masih lekat diingatan saya tentang pertanyaan: apa yang membuat wisatawan asing tertarik datang ke Nusa Dua Bali. Ya memang kalau dilihat dari kondisi disana, mungkin karena jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Hal lain yang mungkin menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara adalah sengatan mataharinya yang selalu diskon sepanjang jelang siang hingga sore hari sehingga bule berdatangan untuk berjemur. Bukan pepesan kosong karena selama 3 hari saya disana, dihari keempat ketika pulang kembali ke Jakarta kulit saya sudah berubah rupa agak kecoklatan.

Selamat Datang di Nusa Dua
Bagi saya sendiri, tujuan wisata justru lebih menarik ke Purworejo ataupun ke Jogja. Ada beberapa hal yang menjadi alasan saya mengapa Bali kurang menarik buat saya.



Yang menjadi alasan utama dari sekian banyak alasan adalah sulitnya mencari makanan halal disana. Ini adalah satu kekhawatiran yang setiap muslim pertimbangkan. Seluruh makanan didunia statusnya halal, kecuali yang diharamkan. Babi adalah hewan yang keseluruhan bagian tubuhnya haram dimakan, termasuk darah, lemak dan segala yang berasal dari babi. Oleh karenanya meskipun di Bali terdapat warung yang menjual makanan tidak berasal dari babi, tetapi masih ada kekhawatiran tercampurnya kandungan babi dimakanan atau dialat masak maupun tempat sajinya (piring-mangkuk dsb).

Bagor: Babi goreng. :P
Lalu bagaimana jalan keluarnya bila kita kesulitan menemukan makanan halal disana? Ya paling ujung-ujungnya mencari rumah makan padang. Ketika di Nusa Dua, saya makan siang dan makan malam disebuah rumah makan padang bernama Natrabu. Boleh dibilang harganya cukup ngepas dikantong lah. Untung alhamdulillah, di Nusa Dua kemarin selain ada restoran Padang saya menemukan warung Hendrayani yang menjual masakan khas Bali dan saya mencicipi nasi Jinggo yang insyaAllah halal.


Nasi Kotak dari Restoran Padang Natrabu Ini Harganya gak Lebih dari Rp. 20.ooo untuk Sekotak Nasi Padang Ini
Jalan keluar lainnya adalah mencari penjual makanan yang kita bisa yakin bahwa yang mereka jual halal dan thoyib. Kalau di Nusa Dua untungnya sudah banyak warga pendatang yang kebanyakan berasal dari Jawa Timur (Kediri dan Banyuwangi). Termasuk ibu Hendrayani, pemilih Warung Hendrayani yang berlokasi di jalan Gopala Nomor 4. Meskipun lahir dan besar di Bali, tapi ayah beliau berasal dari Kediri, Jawa Timur.

Jurus Kepepet: Cari mart-mart Seperti ini
Lalu yang paling kepepet adalah cara yang terakhir. Cari mart-mart seperti circle-K atau yang sejenisnya kemudian mulailah membeli makanan-makanan instan seperti mie instan atau roti. Kalau bisa cari mart-mart lokal milik penduduk asli sana karena harganya lebih murah dibandingkan mart-mart seperti circle-K dan jaringan Al dan Indo. Jangan lupa juga untuk membeli air minum karena di Bali khususnya Nusa Dua sangat panas sodara-sodara, jadi waspada dengan dehidrasi.

Tetap semangat jalan-jalan bersama Mas Feb jalan-jalan.

Comments

  1. Di Bali sekarang cari makan gampang. Udah banyak pendatang dari Jawa Timur. Minimarket juga dimana-mana. Apalagi warung padang. Kalau emang kepepet banget terima makan nasi+gorengan di warung2. InsyaAllah halal, hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju mas. Keliatan banget mas Wijna ini suka jalan2.. :))

      Delete
  2. tapi nasi padangnya beda sama di Jawa, lauknya dikit rasa juga jauh sama di Jawa :(

    TOUR GRATIS LOMBOK

    ReplyDelete

Post a Comment

...