Siang di Jakarta, Jum'at pula. Paling enak memang kalau makan, apalagi perut sudah berdendang keroncongan dan dangdutan. Melipirlah kami ke sebuah restoran yang ada di bilangan jalan Juanda Jakarta Pusat.
|
Soto Madura Juanda |
|
Langit-Langit Restorannya.. |
Dari luar mungkin orang bakal mengira restoran ini adalah restoran cina. Apalagi dikawasan ini juga memang terkenal dengan kawasan pecinan. Tapi bakal kecele dan tahu kenyataannya ketika membaca plang namanya yang terpampang besar di depan restoran. Meskipun interior depannya sarat dengan warna merah dan emas yang berkonotasi dengan budaya tiongkok, tapi sebenarnya restoran ini adalah restoran makanan khas Jawa Timur. Suasana ketika itu ramai banget. Kami sampai harus mencari kursi tambahan dibagian paling dalam restoran.
Restoran Soto Madura Juanda ini boleh dibilang unik. Dari luar seperti yang sudah saya sebutkan tadi, warna merah menjadi warna dominan restoran ini. Mulai dari tampilan restoran hingga warna kaos para karyawannya.
Jika kita masuk ke dalam restoran, ternyata terdapat musholla bagi yang muslim. Letaknya berada ditengah-tengah restoran. Bagi yang tidak ngeh dengan keberadaan musholla ini, pasti bakal merasa setelah kita masuk ke dalam restoran serasa kita sedang memasuki sebuah cafe atau klub malam. Bayangkan saja, dari smoking-room hingga non-smoking-room, dilangit-langit restoran bergelantungan lampu-lampu hias kerlap-kerlip warna-warni.
|
Tahu Campur Jawa Timur |
|
Sate Ayam |
Pada mulanya, saya penuh tanda tanya dan ketar-ketir juga karena sudah terlanjur masuk ke dalam restoran. Halal atau tidak nih makanan yang disajikan? Tapi setelah, mengetahui bahwa didalam restoran ada musholla dan para karyawannya berkomunikasi 'ngocap' Jawa Timuran, insyaALLah makanan yang disajikan halal.
|
Dominan Merah |
Untuk rasa masakan yang disajikan, menurut saya sih biasa-biasa saja dan kurang maknyus. Meski daging soto yang saya icip besar-besar, tapi ya rasa kuahnya biasa saja dan termasuk yang berasa asin. Tidak ada unsur wow-nya. Yang unik adalah penyajian nasi putihnya yang sudah dibungkusi per kepalan tangan ukurannya.
Selain soto, kami juga pesan Tahu Campur Jawa Timur, Sate Ayam dan es Kietna. Tahu Campurnya saya mengira seperti
Tahu Campur yang saya makan di Ungaaran. Eh.. Ternyata beda banget. Kuah Tahu Campur yang ini sepertinya dibuat dari bumbu-bumbu seperti petis. Padahal saya gak suka petis. Sate ayamnya bumbunya juga standar dan ukuran daging ayamnya kuecil-kuecil.. Lalu untuk es Kietna, saya agak suka dengan rasanya. Kami sebelumnya menduga bahwa es Kietna ini dari buah asam jawa. Namun ternyata kami keliru. Setelah browsing-browsing, ternyata buah yang digunakan adalah sejenis buah jeruk kecil-kecil gitu terus entah bagaimana diprosesnya, mungkin dijemur atau dioven hingga layu dan jadilah buah itu didalam gelas dan diberi nama es Kietna. Rasanya menyegarkan. Untuk semua makanan dan minuman yang kami pesan tersebut dihargai hampir Rp. 2oo.ooo. Tekor bandar..
Tetap semangat jalan-jalan bersama Mas Feb Jalan-Jalan.
200.000 sudah termasuk pajak belum itu? hehehe. Berarti 1 porsi soto nya di kisaran Rp 30.000 -an gitu ya?
ReplyDeleteSdh trmasuk pajak Mas. Iya kisaran hrganya segitu.. Mau nraktir saya ya Mas? He he
Delete